KEHIDUPAN LELAKI BANDUNG
Di pagi yang cerah, ada seorang
laki-laki tampan sedang duduk di teras rumahnya. Lelaki itu bernama Agam, ia tinggal
di daerah Cileunyi, Bandung. Agam adalah siswa pondok yang sedang menikmati
masa liburannya. Dan hari ini ia sedang bersantai duduk di atas kursi sambil
bermain game. Hal ini menjadi momen yang sangat dinikmati oleh Agam, sebab
dirinya tidak bisa bermain game selama berada di pondok.
Tak lama kemudian, ada seorang wanita
cantik membawa secangkir teh dan roti menghampiri Agam. Ternyata wanita itu
adalah Ibu Agam, ia biasanya memanggil dengan sebutan Ummi. Hari ini juga
menjadi momen paling berharga bagi Agam, sebab disaat dirinya sedang libur
sekolah, ada Ummi dan Abinya di rumah. Ummi dan Abi Agam termasuk orang tua
yang pekerja keras, sehingga jarang berada di rumah.
Disaat-saat inilah ia merasakan
kebersamaan bersama keluarga. Akan tetapi Agam yang menyibukkan dirinya dengan
game, tiba-tiba diajak berbicara oleh Umminya. “Gam, hari ini pergi yuk kita
nonton sama Abi juga” ucap Ummi Agam. Lalu Agampun menanggapi perkataan Ummi,
“Nonton dimana si mi? hari ini aku ingin santai bermain game di rumah”. Agam
yang terlalu asik bermain game, tiba-tiba mematikan ponselnya karena Umminya
ingin nonton film yang sangat disukai oleh Agam.
“Kita nonton film Ant-Man di CGV
Cinemas BEC Mall aja” jawab Ummi Agam. Agam adalah anak semata wayang yang
sangat disayangi oleh orang tuanya. Jadi, ketika ada momen kumpul keluarga,
Ummi dan Abinya selalu menyempatkan waktu untuk pergi bersama Agam walaupun
hanya mencari makan atau nonton film saja. BEC Mall Bandung adalah Mall yang
sering dikunjungi oleh keluarga Agam ketika dirinya ingin nonton film atau
hanya sekedar jalan-jalan dan mencari makan saja.
Agam langsung semangat mendengar
lokasi dimana dirinya akan diajak pergi nonton bersama Ummi dan Abi. “Oke,
kalau begitu Agam mau siap-siap dulu deh Mi, Bi” Ucap Agam. Sambil menunggu
Agam siap-siap, Abi dengan senyum tipis diwajahnya berbicara kepada Ummi, “Tuh
kan Mi, Agam tuh pasti seneng deh diajakin nonton, karena di CGV Cinemas BEC
Mall Bandung. Dulu Agam pernah ceritanya, kalau mau nonton dia pengennya di CGV
BEC aja. Karena tempatnya nyaman, pegawainya ramah.”.
Tak lama kemudian, Agam keluar dari
kamarnya dan langsung mengajak orang tuanya untuk segera pergi ke Mall itu.
Disana ia sangat senang dan menikmati film kesukaannya yakni film Marvel.
Setelah nonton, kebiasaan keluarga Agam adalah pergi beli makan dulu. Ketika
perut sudah kenyang, barulah mereka pergi pulang ke Cileunyi. Perjalanan yang
ditempuh sekitar 36 menit, sebab BEC Mall berada di daerah ciamis yang sangat
dekat dengan Gedung Sate.
Tiga hari telah berlalu, kini saatnya
Agam kembali ke pondoknya. Agam menempuh jenjang SMAnya di Pondok Ali Maksum,
Krapyak Jogja, saat ini menduduki kelas 12 dan sebentar lagi lulus. Perasaan
antara senang dan sedih sedang dirasakan oleh Agam. Senang sebab dirinya akan
lulus dan menempuh jenjang selanjutnya di dunia perkuliahan. Kemudian sedihnya,
ia akan berpisah dari momen bersama
teman-temannya, seru-seruan, makan ramai-ramai apapun itu akan dilakukan
bersama-sama dengan temannya.
Setiap kali Agam berangkat ke pondok
pasti diantar oleh Ummi dan Abinya naik mobil dari Bandung ke Jogja, begitupun
ketika ia pulang juga akan dijemput oleh orang tuanya. Agam suka sekali
mengingat masa-masanya di pondok ketika kelas 10 dan 11, sebab menjadi kisah
yang berbeda antara pondok di SMA dan pondok di SMP. Ketika kelas 10, kegiatan
yang Agam lakukan di pondok diawali oleh ngaji pagi. Ngaji ini bernama sorogan,
jadi seperti ngaji kitab yang awalnya dikerjakan terlebih dahulu. Setelah
dikerjakan baru di setor ke gurunya, jika ada yang salah akan dikoresi.
“Agam, apasi yang dilakuin pas lagi
istirahat gitu?. Kan biasanya pondok tuh sibuk banget jadi ngga ada waktu untuk
santai.” Tanya Ummi Agam dengan rasa penasaran. Dengan ekspresi tertawa kecil
Agampun menjawab pertanyaan dari Umminya, “Agam tuh kalau kelas 10 dan 11,
sekolah hanya sampai pukul setengah 1, kemudian istirahat untuk sholat, makan
dan jam kosong. Jam kosong untuk istirahat, sebab sorenya ada ekstrakurikuler
seperti seni, olahraga atau bahasa dan waktunya berselingan.”. berbeda pula
saat dirinya sudah memasuki kelas 12.
Jika di kelas 12, siangnya ngaji
untuk khataman al-qur’an dan sorenya ada TOEFL atau bimbel persiapan
kelulusan dan malemnya juga masih ada bimbel lagi. Dirinya sangat merasakan
kenyamanan di pondok. Menurut Agam di pondok itu rutinitas dan kesehariannya balik
kepada dirinya masing-masing. Misal tidak sholat dan tidak mengaji, maka tidak
ada yang menghukum ataupun yang memaksa. Akan tetapi ada teman yang bisa saling
mengingatkan, jadi sudah kebiasaan mengikuti aturan di pondok.
Tiba-tiba Agam ingin menceritakan
keluh kesahnya kepada Ummi dan Abi mengenai keadaan dirinya yang tinggal
beberapa bulan di pondok. “Ummi, Abi sekarang tuh di kelas 12 banyak tugas yang
perlu diketik, seperti makalah tiap bulannya. Tapi fasilitas dari pondok
terbatas, jadi kita harus mencari-cari cara sendiri, ada yang pergi ke warnet,
ada yang ke rumah temennya untuk ikut ngetik di laptop atau komputer dan ada
juga yang menggunakan hp.”. Lalu Abinya pun menjawab, “Ya memang di pondok
seperti itu jadi gimana Agam bisa menggunakan waktu semaksimal mungkin untuk
mengerjakan tugas dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang sudah kamu
bilang tadi.”
Berjam-jam telah ia tempuh
diperjalanan menuju ke Jogja, dan akhirnya sampai juga. Agampun mengatakan
“Ummi, Abi nanti kalau dijemput lagi Agam sudah lulus dari pondok dan tidak
kembali lagi ke pondok ini.” Abi dan Umminya pun mengatakan dengan kalimatyang
sama, “Iya nak, belajar yang rajin, tinggal beberapa bulan lagi ujian kemudian
lulus, dan nanti akan Ummi, Abi jemput kembali.”. Perpisahan antara Agam dan
orang tuanyapun dimulai. Ia melakukan aktifitasnya seperti biasanya,
mempersiapkan ujian belajar dan mengerjakan tugas hingga larut malam.
Hari demi hari telah ia lalui
termasuk ujian kelulusan itu. Kini saatnya hari wisuda itupun tiba, Ummi dan
Abinya sudah hadir dalam Aula pondok. Rasa bahagia dalam raut wajah orang tua
Agam terpancar ketika melihat anaknya telah berhasil menyelesaikan pendidikanya
di pondok dengan baik, dan sangat membuatnya bangga. Setelah wisuda, Agam
mengambil barangnya dan meninggalkan pondok yang telah ia lalui suka dukanya
selama tiga tahun ini. Tak lama kemudian Agam dan orang tuanya langsung pulang
ke Bandung, dikarenakan hari itu sedang puasa Ramadhan jadi ingin segera sampai
Bandung dengan cepat.
Rasa bahagia, senang dan tenang sedang
dirasakan oleh Agam. Dan kebiasaan saat
menjelang lebaran adalah Agam dijemput oleh keluarganya untuk merayakan
lebaran bersama keluarga dan saudara, lalu kembali ke pondoknya. Akan tetapi
tahun ini menjadi tahun yang berbeda bagi Agam, karena dirinya sudah tidak
kembali lagi ke pondok itu sebab sudah lulus. Hal yang pertama kali ia tanyakan
kepada orang tuanya adalah “Ummi, Abi tahun ini kita lebaran dimana?.” Tanya
Agam. “Tahun ini kita H-4 lebaran ke Surabaya, jadi kita melakukan sholat Ied
di Surabaya dan H+1 lebaran kita pulang ke Bandung. Kemudian H+4 lebaran kita
akan ke Jakarta.” Jawab Ummi Agam.
Mudik adalah momen yang wajib bagi
keluarga Agam dan paling dinantikan olehnya. Surabaya adalah tempat ia bertemu
dengan keluarga dari Umminya. Dan di Jakarta ia akan bertemu dengan keluarga
dari Abinya. Lebaran tahun ini sangat berbeda, selain melewati hari kelulusan
dan mudik di 2 kota, nantinya ia juga akan bertemu dengan saudara jauhnya dari
Sidoarjo yang sangat dinantikan kehadirannya di Jakarta untuk bertemu dan main
bersama.
Komentar
Posting Komentar